2.12.2009

Refleksi Pengajian Siaware: Kasih Sayang

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadanya." (QS. Ali 'Imron: 159)

Sungguh pendekatan dakwah dengan hikmah dan kelemahlembutan yang ditunjukkan oleh RasuluLlah telah membawa pada berkembangnya Islam hingga saat ini. Dan sikap-sikap tersebut yang sepatutnya menjadi karakter dari umat Islam. Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa lembutnya hati manusia semata-mata juga karena hidayah Allah. Allah berfirman:
“Walaupun kamu membelanjakan semua (membagikan semua kekayaan, harta benda) yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka”. Dan (hanyalah Allah) yang mempersatukan hati mereka (yaitu orang-orang beriman)”.(QS. Al-Anfal: 63)

Dalam sejarah digambarkan bahwa suku-suku di Madinah sebelum datangnya Islam, yaitu 'Aus dan Khozroj, hidup dalam peperangan yang panjang dan turun-temurun. Setelah datangnya Islam, hati-hati mereka dipersatukan Allah. Pada akhirnya mereka bersama kaum Muhajirin bahkan dapat mengungguli negara-negara adidaya pada masa itu, Romawi dan persia. Sesungguhnya mukmin itu menjadi kuat bersama saudaranya dan menjadi lemah ketika sendiri.
Hikmah dari persaudaraan sesama muslim antara lain adalah demi mempertahankan iman sesuai dengan sumpah-sumpah manusia sebelum dilahirkan kedunia. Allah berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap mereka (seraya berfirman), 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab, 'Benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.' (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Tuhan).'" (QS. Al-A'rof 172)

Maka sepatutnya rasa kasih sayang kita tunjukkan pada saudara-saudara kita agar kebaikan dari agama ini semakin luas. Kebaikan-kebaikan tersebut bukan saja hanya untuk diri sendiri atau kaum muslimin saja tetapi juga manusia pada umumnya dan juga kepada binatang-binatang, tumbuhan, serta alam sekitar. Dan kasih sayang inilah yang mempunyai peranan penting untuk menunjukkan bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta alam.

Kasih sayang ini jugalah yang diperlukan dalam berdakwah. Hikmah tentang berharganya nilai dakwah tertuang dalam kisah perang Khaibar. Khaibar adalah sebuah daerah di jazirah Arab, sekitar 150 km di luar kota Madinah (tetapi masih bagian dari 'provinsi' Madinah) yang kaya dengan hasil kurma. Pada masa itu, Khaibar didiami oleh kaum Yahudi. Mereka memiliki perjanjian dengan kaum Muslimin yang tertuang dalam Piagam Madinah pasca perang Ahzab. akan tetapi, kaum Yahudi melanggar perjanjian sehingga berkobarlah perang Khaibar yang dimenangkan oleh kaum Muslimin. Karena Khaibar daerah yang kaya, maka tidak heran harta rampasan perang yang diperoleh juga besar. Akan tetapi suatu teladan dari RasuluLlah tentang perkara dakwah justru terlihat dari peristiwa ini. Dan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kepada ‘Ali radhiyallahu ‘anhu ketika mengutusnya ke Khaibar dan memerintahkannya menyeru orang-orang Yahudi kepada Islam,
“Demi Allah, sungguh Allah mem-beri hidayah kepada seorang laki-laki melalui tanganmu adalah lebih baik bagimu daripada onta merah (harta paling berharga dan bernilai kala itu-red).” (HR. Bukhari dan Muslim, dari hadits Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu)

Maka dakwah kepada siapapun dengan hikmah dan kelemahlembutan merupakan perkara yang agung. Hendaklah tidak berlepas tangan dalam mendakwahi manusia karena ampunan dan hidayah dari Allah dapat tercurah bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Sebagiaman kisah diampuninya seorang wanita pezina karena satu perbuatan baiknya.

Dari Abi Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW berabda, "Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, "Anjing ini hampir mati kehausan". Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum. (HR Bukhari)

Dalam kisah yang lain dalam sebuah hadits yang panjang tentang seorang pembunuh yang telah membunuh 99 orang dan akhirnya bertaubat.

Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al-Khudri r.a., Nabi SAW bersabda,
“Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang membunuh 99 jiwa, lalu ia bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib (ahli ibadah), lalu ia mendatangi rahib tersebut dan berkata, ’Jika ada orang yang membunuh 99 jiwa, adakah taubatnya akan diterima?’ Rahib pun menjawab, ‘Tidak.’ Lalu orang tersebut membunuh rahib itu sehingga genap sudah dia membunuh 100 nyawa.

Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, lalu ia ditunjukkan kepada seorang yang ‘alim, lalu dia berkata, ’Jika ada orang telah membunuh 100 jiwa, apakah masih ada pintu taubat untuknya?’ Orang alim itu pun menjawab, ‘Ya.. Siapakah yang menghalanginya untuk bertaubat? Pergilah ke daerah ini kerana di sana terdapat sekelompok orang yang menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka dan janganlah kembali ke daerahmu yang terdahulu kerana daerah tersebut adalah daerah yang jahat.’

Lelaki inipun lantas pergi menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut. Ketika sampai di tengah perjalanan, maut menjemputnya. Maka terjadilah perselisihan antara Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab. Malaikat Rahmat berkata, ‘Orang ini pergi untuk bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah’. Sedangkan Malaikat Azab berkata, ‘Sesungguhnya orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun’.

Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pendamai. Malaikat ini berkata, ‘Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jahat yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju), daerah yang jaraknya lebih dekat, maka daerah tersebut yang berhak ke atas orang ini.’ Mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan teryata orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju! Oleh karena itu rohnya dibawa oleh Malaikat Rahmat.”

(HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Itulah Allah bisa membalikkan kondisi seseorang jika Dia berkehendak. Seseorang yang sepanjang hidupnya mengamalkan amalan ahli surga dapat tergelincir sehingga mendapat akhir yang berbeda. Demikian pula sebaliknya orang yang sepanjang hidupnya melakukan dosa dapat memperoleh surga dengan izin Allah. Pada Kasus yang disampaikan dalam hadits pertama tentang wanita yang memberi minum anjing, maka dengan setitik kasih sayang yang dimilikinya telah mengantarkan dirinya ke surga Allah.

Adapun pada hadits kedua tentang orang yang telah membunuh 99 orang maka dapat ditarik sebuah hikmah, selain tekad yang kuat untuk bertaubat maka diperlukan juga lingkungan yang sehat sebagaimana yang dinasihatkan rahib pada orang tersebut. Lingkungan yang sehat akan mendorong seseorang untuk memelihara dirinya, karena kasih sayang orang-orang disekitarnya akan membawa dia kepada kebaikan.

Hal yang patut diperhatikan dari dua hadits tersebut adalah besarnya rahmat dan kasih sayang Allah. Pintu taubat akan tetap terbuka buat manusia sampai datangnya salah satu dari dua hal, yaitu ketika nafas sudah sampai tenggorokan ketika meninggal atau telah terbit matahari dari barat. Ini adalah sebuah kaidah yang jelas di mana balasan seseorang akan dirujuk pada amalan terakhirnya. Ini juga merupakan kesempatan untuk memanfaatkan berbagai kesempatan untuk berbuat baik termasuk dalam hubungan kepada sesama manusia.

Bagaimana kasih sayang kepada selain manusia? Maka banyak hal yang bisa dipetik dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Larangan berbuat kerusakan di muka bumi tertera di ayat-ayat Al-Qur'an. Imam Bukhari sendiri dalam kitab haditsnya memberi sebuah bab khusus tentang menghijaukan tanah yang gersang.

Banyak pula hadits-hadit dengan redaksi yang berbeda-beda namun punya inti yang sama yaitu anjuran bagi manusia untuk mengasihi makhluk-makhluk Allah. Salah satunya adalah sebagai berikut:
"Orang yang berbelas kasih akan dikasihi oleh Allah Yang Maha Pengasih, maka kasihilah penduduk bumi niscaya engkau akan dikasihi oleh penduduk langit." (HR. Abu Daud)

Maka mari menebar kasih sayang!

"Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Allah telah menjadikan kasih sayang-Nya terbagi dalam seratus bagian. Dia menahan sembilan puluh sembilan bagian di sisi-Nya dan menurunkan satu bagian ke bumi. Dari satu bagian itulah para makhluk saling kasih-mengasihi sehingga seekor induk binatang mengangkat cakarnya dari anaknya karena takut melukainya.''" (HR. Muslim)

Wallahu a'lam bi ash-showab

3 comments:

_dhee_ said...

ilhaaaaaaamm! :D nemu blogmu, hehe.. ku link ya? :)

visit my site yah @ http://mozaikperadaban.co.cc

-dhianygbageurpisan-

Muhammad Ilham Adhynugraha said...

Hehehe....
Silakan Dhian.
Terima kasih ya... :)

muslim-kaya said...

Assalamu'alaikum, salam kenal....Subhanallah, tulisan yang selain memberikan pencerahan ide baru juga sangat inspiratif kawan, nice blog, keep on blogging!!! artikel-artikel untuk menjadi muslim kaya juga bisa aku temukan di sini : http://muslim-kaya.blogspot.com/