2.03.2009

Refleksi Jum'at : Memenfaatkan Waktu untuk Beramal Saleh

"Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Shobi'in, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian, dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-Hasyir: 18)


Ayat tersebut pada dasarnya mendorong kita untuk beramal saleh. Sebagimana hal yang sering disampaikan bahwa sepatutnya seorang muslim dapat memanfaatkan waktu yang dimilikinya dengan amal saleh sebelum datangnya masa di mana dia tidak sanggup atau berat untuk melakukan amal saleh tersebut.

Pergunakanlah masa hidup sebelum datangnya kematian.
Sesungguhnya harga sebuah kehidupan akan sangat disadari ketika seseorang telah merasakan apa yang namanya mati. Apa dasarnya bahwa orang mati akan merasakan kesedihan atas ketidakmampuannya dalam beramal? Sesungguhnya Allah berfirman dalam kitabnya yang mulia:
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata,'Ya Allah, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?'" (QS. Al-Munafiqun: 10)

Pergunakan masa muda sebelum datangnya masa tua.
Penyesalan di masa tua ditimbulkan karena menyia-nyiakan masa muda. Banyak amalan-amalan yang mungkin akan terasa berat pada masa tua, yang amalan-amalan tersebut bahkan mungkin terpaksa ditinggalkan karena udzur. Maka sebelum masa tua datang, pergunakan dengan sebaik-baiknya.

Hal yang keliru terjadi adalah pemikiran bahwa masa muda adalah masa untuk bersenang-senang terlebih dahulu. Adapun amal ditangguhkan hingga nanti ketika tua menjelang. Memulai beramal di masa tua akan lebih berat apalagi kondisi badan tidak akan seprima masa muda padahal untuk beribadah yang berkaitan dengan aktivitas fisik dibutuhkan kondisi tubuh yang prima.

Pergunakanlah masa kayamu sebelum datangnya kemiskinan.
Seringkali ketetapan Allah tidak terduga. Kekayaan seseorang dapat dibalikkan sekejap mata menjadi kemiskinan jika Allah telah berkehendak. Maka, dengan harta yang dimiliki pada masa sekarang, apa yang bisa dimanfaatkan buat agama Allah?

Pergunakanlah masa sehatmu sebelum datangnya masa sakit.
Betapa mahalnya harga kesehatan justru akan terasa ketika sakit. Sebagai ilustrasi, untuk menyembuhkan suatu penyakit dibutuhkan uang untuk berobat, menyediakan makanan yang bergizi. Itu dari sisi harta. Kemudian dari sisi lainnya, mungkin akan banyak pekerjaan yang terbengkalai dan waktu yang tersia-siakan karena sakit. Bagaimana dengan ibadah? Tentu kualitasnya tidak akan sebaik ketika sehat. Untuk sholat saja misalnya, konsentrasi mungkin akan terpecah antara menjaga kekhusyu'an dan menahan rasa sakit.

Pergunakanlah waktu luangmu sebelum datngnya masa sibuk.
Waktu luang sering kali melalaikan sehingga diisi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Kala masa sibuk menjelang, barulah menyesal karena tidak melakukan hal-hal yang perlu. Seringkali orang beralasan sibuk sehingga meninggalkan amal saleh padahal ketika dia punya waktu luang pun dia tidak melakukan amal saleh tersebut. Sungguh disayangkan.

Pada ayat yang dikutip di atas, tentang kaum-kaum bersama orang-orang mukmin bahwa mereka mendapat pahala maka ini perlu mendapat penjelasan. Mereka mendapat pahala atas syariat yang dijalankan pada masa syariat itu berlaku. Adapun pada masa sekarang, maka syariat Islamlah yang harus dijalankan. Orang Yahudi, maka syariatnya akan membuahkan pahala dari masa Nabi Musa sampai Nabi 'Isa. Orang Nasrani maka syariatnya terputus ketika datangnya RasuluLlah Muhammad membawa Islam.

Hal yang perlu dicatat adalah amal saleh didahului oleh adanya iman kepada Allah dan hari akhir. Mengapa dua jenis iman ini menjadi penting? Tidak lain karena ke-gaib-an dua perkara tersebut. Ketika seseorang sudah beriman pada yang gaib, maka iman pada sesuatu akan lahir dengan sendirinya.

Wallahu a'lam bi ash-showab.

No comments: