2.05.2009

Menyoal Energi

Apa yang terlintas dalam benak tentang energi? Pelajaran fisika? Rumus Einstein dengan kuadrat kecepatan cahaya? Atau malah kekuatan manusia atau alam semesta yang menyusun kehidupan? Hmmm.... definisi energi tampaknya sudah kian luas saja sekarang!

Terus terang, saya tidak suka konsep-konsep kontemporer soal energi. Makna energi yang makin meluas di kalangan masyarakat justru merupakan sebuah bahaya terselubung yang menjerumuskan.

Saya berdiskusi dengan salah seorang teman kost soal energi tak terbatas manusia yang membuat seseorang bisa menghipnotis, atau jiwanya bisa berpergian sementara raganya bergeming, atau bisa merobohkan lawan dengan pukulan jarak jauh, atau mengirim dan menyembuhkan penyakit. Dia berkata hal-hal ini bukanlah sesuatu yang berkaitan dengan mistis. Jadi hal-hal semacam tenung, sihir, atau hal-hal seperti itu terjelaskan semua dengan konsep energi ini. Hal ini mungkin didukung oleh persepsi keliru yang timbul dari sejumlah bacaan-bacaan laris soal will power manusia.

Terus terang saya tidak bisa terima begitu saja konsep yang disampaikan tersebut. Energi tak terbatas manusia? Dari frase ini saja saya sudah tidak setuju. Jika memang tidak terbatas, bukankah kita telah sampai pada kedudukan Tuhan?
Teman saya berkata soal penyembuhan penyakit dengan konsep ini;

"Yang penting keyakinan dia kuat. Kalau dia sudah yakin, pasti sembuh."

Hmmm..., pasti ya?

"Memang sih semua dengan izin Allah. Tetapi bagaimanapun yang paling utama karena ada energi itulah, semuanya bisa!"

Hey... hey... bagaimana ceritanya Tuhan diposisikan lebih rendah dari ciptaannya. Energi lebih utama daripada Sang Pencipta energi?

"Latihan-latihan meningkatkan kapasitas energi paling baik jam dua atau jam tiga. Latihannya mengatur pernafasan semacam meditasi. Itu makanya sholat tahajjud juga jam-jam segitu. Intinya sih sama antara latihan itu dengan sholat jam segitu."

Apakah sama meditasi dan sholat? Hmmm... mengapa memilih sesuatu yang lain ketika ada sesuatu yang lebih baik dan berdasarkan petunjuk.
Saya tidak hendak mencela suatu konsep kepercayaan atau paradigma berpikir, namun adakalanya hal-hal yang dianggap luar biasa boleh jadi adalah gerbang kehancuran yang jauh lebih dahsyat. Bijaksanalah! Ada hati untuk memfilter benar dan salah, ada nalar yang mengolah akal, ada petunjuk sahih yang bisa ditelaah. Maka pergunakanlah!

Menjadi orang dengan kemapuan dahsyat? Ah... tampaknya menjadi manusia dengan beragam keterbatasannya nampak lebih indah dan sempurna. Rasanya lebih enak masih bisa mengadu dan memohon pertolongan pada Tuhan. Menurut kamu, bagaimana?

3 comments:

Anonymous said...

saya sih gak setuju sama komentar temen kk itu. kalo orang sembuh dari penyakit, dia sendiri yang menyeimbangkan energi dalam tubuhnya. sinergi dengan pengobatan yang dia sedang jalankan.

saya mah percaya dengan konsep mengatur energi, cuma gak sampe segitunya kayak yang temen kk bilang

Anonymous said...

Jadi ingat Wiro Sableng saya baca cerita ini mah :D

Hmm, saya sejak kecil memiliki kecenderungan untuk tidak percaya hal-hal ghaib semacam ini, bahkan biar Bapak saya yang bilang. Alhamdulillah, terima kasih pada guru TPA saya dulu, yang menanamkan keyakinan seperti ini.

Oh ya pak Ilham, saya pindah blog ke http://www.edskywalker.co.cc

Muhammad Ilham Adhynugraha said...

@ Laila
Begitulah, kadangkala keyakinan yang terlalu kuat justru menumpulkan logika dan perasaan.
:D

@ Ed
Sudah di-update, bos!
:)