6.17.2007

Journey of being eSTe II: Soulunited Metamorforty

Kutatap wajah di cermin, adakah ceria di wajah ini?
Ataukah telah kupoles semburat warna merah dengan sapuan awan hitam?
Kutersenyum di balik kesedihan dan kumenangis dalam topeng kegembiraan.
Masih adakah spontanitas dan keberanian ataukah telah kulumuri dia dengan image, ketakutan, dan belenggu pikiran?
Mampukah kuberhenti menodai kesucian dan menggadaikan tubuh demi kepalsuan cinta?
Masih adakah cinta sejati ataukah telah kulumuri dia dengan kebencian?
Telah lama kusembah logika sebagai tuhan, kuratapi anugrah dengan penyesalan, kugugurkan benih dengan penolakan.
Sungguh masih adakah jiwa di raga ini?
Ataukah aku telah kehilangannya?

Hingga tiba waktunya, para dewa mengutus 40 orang pembawa pesan kepadaku.
Sebuah pesan tentang kejujuran yang menguak kebenaran, sejatinya kebenaran akan menemukan jalannya sendiri untuk menguak masalah-masalah dan membebaskan seluruh
umat manusia dari segala keterikatan dunia, ruang, dan waktu.
Saat jujur maka manusiapun telanjang, polos, berani, eksotis, sensual, spontan, bebas, tulus, ikhlas, cantik, ceria, ekspresif, dan penuh cinta.
Penguasa berang, namun tak mampu mencerai-berai bahkan membelenggu jiwa 40 orang pembawa pesan karena jiwa-jiwa mereka telah menyatu dan berpindah.

Berpindah dari buruk menjadi baik, dari lalai menjadi sadar, dari penundaan menjadi segera, dari biasa menjadi luar biasa, dari benci jadi cinta, dari dendam jadi maaf, dari palsu jadi otentik, dari bohong jadi jujur, dari ragu jadi percaya, dari sombong jadi rendah hati, dari sesal jadi bersyukur, dari ribet jadi simpel, dari jelek jadi cantik, dari sampah jadi berharga, dari terpuruk jadi berdaya, dari miskin menjadi kaya, dari pikiran menuju hati.

Wahai 40 orang pembawa pesan, kini kau sempurna dalam ketidaksempurnaan.
Kini kau hidup dalam kematian. Kini kau terang dalam kegelapan.
Kini kau esa dalam keberagaman.
Kini kau ada dalam ketiadaan, karena kau pernah ada dan mengisi jiwaku.
Dan Kau Sang Pemilik dan Penguasa jiwa... SoulUnited Metamorforty.

Puisi yang dipersembahkan hamba Allah untuk 40 orang guru spiritualnya...

Jakarta, 27 April 2006
LSY


This poem shows how I used to be and how I want to be. Actually when I heard it for the first time, my body quivered as if something warm and comfy creeps into my back. Furthermore, the meaning within the poem such a big promise I pierce in my heart: a promise to be myself.

No comments: