12.22.2010

Mesin Imajinasi

Dari sekian banyak kenangan tak terakses yang terkubur entah di mana dalam otak saya, dongeng-dongeng ayah saya adalah di antaranya.

Saya lupa kisah apa saja yang beliau bagikan kepada anak-anaknya. Saya lupa berapa ribu malam untuk menghapus rasa dahaga kami tentang alam fantasi. Apa yang beliau sampaikan membuat kisah seribu satu malam terlihat sangat biasa.

Beliau bercerita hampir setiap malam, terutama ketika padam listrik. Dan dahulu, hampir setiap malam memang padam listrik. Waktu malam adalah waktu terbaik buat kami. Dan padamnya listrik membuat malam-malam kami benar-benar sempurna, suasana menjadi dramatis.

Cerita-cerita beliau membawa kami menembus batas imajinasi. Kami masuk ke ruang-ruang pertempuran, mengulik 'hati sanubari' seorang hantu, mendengar cengkerama Pencipta dengan malaikatNya, menjadi peserta dalam rapat-rapat rahasia para perampok, menembus ke dalam sungai dengan air berwarna biru, bertandang ke kerajaan langit bersama bidadarinya, menyaksikan konser-konser binatang purba, menembus masa-masa yang tak tersebutkan dalam sejarah, dan bertualang di berbagai petualangan nan seru.

Semua dongeng itu begitu menawan, membuat saya merasa menjadi orang paling beruntung.
Namun hal yang paling saya sukuri adalah tentang waktu yang dicurahkan beliau. Saya sadari kini, betapa sedikit orang-orang yang saya temui tidak memiliki waktu-waktu semacam itu.

Sungguh saya rindu berbaring merubungi tubuh ayah bersama adik-adik. Itu adalah saat-saat bersejarah menumpangi mesin impian yang dibuat ayah.

Saya berjanji, pada saatnya saya akan menjadi pencipta mesin imajinasi seperti beliau. InsyaAllah....

No comments: