3.10.2009

Refleksi Jum'at: Amalan dan Balasannya

“Dan jika kamu berbuat kebaikan, maka kamu berbuat kebaikan untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka kamu sendiri yang akan menderita”. (QS. Al-Isra: 7)
Pada suatu ketika, ada seorang tukang kayu yang sangat rajin. Hal tersebut menyebabkan sang majikan di perusahaan tempat dia bekerja sangat menyayangi dan mempercayainya. Waktu berganti waktu, hingga ketika si tukang kayu merasa sudah saatnya untuk menikmati hari tua, dia meminta ijin pada sang majikan untuk berhenti. Sang majikan berkeras untuk menahan si tukang kayu. Akan tetapi tukang kayu itu tidak kalah berkeras untuk berhenti. Maka pada akhirnya sang majikan mengijinkan dengan satu syarat: tukang kayu itu harus membuat rumah buat sang majikan sebagai pekerjaan terakhir buat sang majikan. Akhirnya si tukang kayu setuju.

Tukang kayu tersebut mengerjakan tugas terakhirnya. Akan tetapi, berbeda dengan sebelumnya, ia mengerjakan tugasnya dengan setengah hati. Pikirannya selalu melayang pada masa tua yang sebentar lagi akan dinikmatinya. Akhirnya rumah tersebut selesai, tetapi dengan kualitas yang tidak istimewa. Dia segera menemui sang majikan dan menyampaikan bahwa ia sudah menyelesaikan pekerjaannya. Sang majikan berkata, "Rumah itu untuk kamu sebagai balasan kerja keras kamu selama ini." Maka alangkah menyesalnya tukang kayu tersebut ketika menyadari apa yang dikerjakannya tadi sejatinya adalah untuk dirinya sendiri. Ia berangan-angan seandainya pekerjaan membangun rumah tadi dia lakukan dengan sungguh-sungguh maka ia akan memperoleh sesuatu yang jauh lebih baik dari apa yang diperolehnya saat ini.

Ilustrasi di atas pada dasarnya mirip dengan apa yang disampaikan oleh allah lewat perkataanNya seperti yang telah dikutipkan pada awal tulisan ini. Sejatinya, balasan kebaikan akan kembali pada siapa yang melakukan kebaikan tersebut. Demikian pula sebaliknya, hasil dari kejahatan akan kembali pada pelakunya. Satu hal yang berbeda dari kisah di atas, Allah telah memberi gambaran jelas bahwa kebaikan bermuara pada balasan ini dan itu dalam banyak ayat-ayatNya. Sayangnya banyak manusia yang masih luput membaca dan mengetahui hal ini karena enggan untuk membaca ayat-ayat Allah.

Lalu kebaikan-kebaikan apa yang bisa mengantarkan seseorang memperoleh balasan yang baik? Jawabannya bisa dirangkum menjadi tiga poin utama, yaitu:
  • Membersihkan akidah
    Kejahatan terbesar di muka bumi adalah syirik kepada Allah. Sayangnya justru hal ini yang marak terjadi di muka bumi. Seseorang bisa menyatakan keprihatinannya ketika darah dialirkan, tetapi tidak untuk fenomena-fenomena kesyirikan. Salah satu contoh paling nyata adalah fenomena Ponari dan batu bertuahnya. Bukankah ini sama saja dengan yang terjadi di jaman nabi-nabi dahulu ketika orang-orang menyembah batu?

    Maka kebaikan yang perlu diciptakan seorang muslim adalah membersihkan kesyirikan. Bukankah Allah telah berfirman tentang besarnya dosa syirik?
    “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa di bawah tingkatan syirik bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisaa’ : 48, 116)
  • Memperbaiki kualitas ibadah
    Sesungguhnya diterimanya ibadah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu ikhlas dan sesuai dengan petunjuk rasulullah. Maka sangat penting pengetahuan dalam hal beribadah ini.
  • Menyempurnakan akhlak
    Allah berfirman:
    "Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada pada akhlaq yang agung " (Q.S Al-Qolam: 4)
    Sungguh pada diri raulullah saw. ini terdapat suri tauladan. Sepatutnya seorang yang beriman mencontoh beliau dalam perkara akhlak ini karena tiada lain apa yang ditunujukkan rasulullah saw. tidak lain adalah cerminan Al-Quran jua. Aisyah mendiskripsikan Rasulullah SAW sebagai Al Qur`an berjalan:
    "Akhlak Rasulullah SAW adalah Al Qur`an." (H.R.Bukhari)
Wallahu a'lam bi ash-showab

(Dari khutbah Jum'at dua pekan lalu)

No comments: