12.23.2010

Makna Akhir Tahun

Apa yang saya rasakan menjelang akhir tahun? Hmmm.... bosan! Dan saya tidak menyukainya sama sekali.

Saya sedang merasa iri dengan orang-orang yang belum menuntaskan pekerjaannya dan mereka menjadi sibuk karenanya. Mungkin ini adalah 'efek bagus' karena melambatkan atau menunda pekerjaan, ya?!

Untuk sesaat, merasa bahwa menjadi disiplin, membereskan segala sesuatu tepat jadwal, di sistem birokratis cuma membuat ruang untuk tidak produktif di akhir tahun. Mungkin sistem ini ini bekerja buat orang-orang yang santai di awal dan mau sibuk di akhir tahun. Tetapi, akhir tahun juga punya makna lain: cuti -sesuatu yang saya belum punya hak untuk itu-. Cuti atau tumpukan tanggung jawab? Hmmm.... pilihan yang sulit! Atau malah mudah? Tak tahulah....

Sekiranya sudah boleh libur....

12.22.2010

Mesin Imajinasi

Dari sekian banyak kenangan tak terakses yang terkubur entah di mana dalam otak saya, dongeng-dongeng ayah saya adalah di antaranya.

Saya lupa kisah apa saja yang beliau bagikan kepada anak-anaknya. Saya lupa berapa ribu malam untuk menghapus rasa dahaga kami tentang alam fantasi. Apa yang beliau sampaikan membuat kisah seribu satu malam terlihat sangat biasa.

Beliau bercerita hampir setiap malam, terutama ketika padam listrik. Dan dahulu, hampir setiap malam memang padam listrik. Waktu malam adalah waktu terbaik buat kami. Dan padamnya listrik membuat malam-malam kami benar-benar sempurna, suasana menjadi dramatis.

Cerita-cerita beliau membawa kami menembus batas imajinasi. Kami masuk ke ruang-ruang pertempuran, mengulik 'hati sanubari' seorang hantu, mendengar cengkerama Pencipta dengan malaikatNya, menjadi peserta dalam rapat-rapat rahasia para perampok, menembus ke dalam sungai dengan air berwarna biru, bertandang ke kerajaan langit bersama bidadarinya, menyaksikan konser-konser binatang purba, menembus masa-masa yang tak tersebutkan dalam sejarah, dan bertualang di berbagai petualangan nan seru.

Semua dongeng itu begitu menawan, membuat saya merasa menjadi orang paling beruntung.
Namun hal yang paling saya sukuri adalah tentang waktu yang dicurahkan beliau. Saya sadari kini, betapa sedikit orang-orang yang saya temui tidak memiliki waktu-waktu semacam itu.

Sungguh saya rindu berbaring merubungi tubuh ayah bersama adik-adik. Itu adalah saat-saat bersejarah menumpangi mesin impian yang dibuat ayah.

Saya berjanji, pada saatnya saya akan menjadi pencipta mesin imajinasi seperti beliau. InsyaAllah....

12.21.2010

Bibi

Saya beruntung mengetahui sekelumit rahasia adik perempuan ibu saya yang terkecil. Darinya saya belajar tentang bagaimana sepatutnya bersikap.

Secara finansial diri bibi saya memang tak seberapa. Tetapi beliau sangat tahu bagaimana mengajarkan putra-putrinya untuk bersyukur.

Ketika tidak ada lauk, beliau sengaja melambatkan memasak, menunggu rasa lapar yang diyakininya akan membumbui makanan yang akan dihidangkan bagi anak-anaknya. Ya, hanya nasi dan garam, serta sedikit kecap. Dan selalu, putra-putrinya selalu memuji masakan beliau sebagai masakan paling lezat sedunia. Beliau telah menutupi ruang bagi anak-anaknya untuk kufur nikmat.

Tentang kesulitannya, beliau tidak pernah bercerita pada satupun saudaranya, atau tetangganya. Buatnya pantang untuk menyusahkan orang lain. Sebaliknya beliau selalu berusaha membantu.

Beliau tidak segan untuk menjamu tamu yang hadir, walau ala kadarnya bahkan cenderung memaksakan diri. Beliau menjadi pendamai ketika orang-orang berselisih. Ternyata sekolah hukumnya berguna walaupun kini hanya menjadi wanita rumah tangga biasa. Ketika seseorang keliru, beliau menasihati secara rahasia demi menjaga harga diri orang tersebut. Pilihan beliau senantiasa dua, jujur atau diam. Dan luar biasa, beliau nyaris tidak pernah terlihat murka.

Senantiasa bersyukur bahwa diri saya sempat berada dalam asuhan beliau.

Ruang

Ada saatnya saya dihadapkan dengan sebuah pilihan. Tetapi bukankah saya punya hak untuk memilih TIDAK?

Maaf, bukan karena pilihan yang datang merupakan kejelekan. Baik.... Sangat baik malah. Cuma saya merasa, saya tahu apa yang saya cari: apa yang benar-benar yang saya butuhkan.

Mungkin yang terbaik itu bukanlah yang tepat untuk saya. Bisa jadi saya salah, tetapi saya tidak menyesal karena sudah memutuskan tidak.

Sekarang yang saya butuhkan cuma ruang.

* untuk sesaat merasa menjadi seorang laki-laki brengsek karena keputusan itu. Tetapi, ya sudahlah ....

Hari-hari terakhir duapuluhtujuh

Seseorang dengan duapuluhtujuh-nya sedang berpikir saat ini, dia telah melewati berapa banyak bilangan untuk sampai pada duapuluhtujuh ini. Dan sesaat lagi dia tidak lagi dapat disebut duapuluhtujuh karena dia akan menjelma menjadi duapuluhdelapan.

Dia mencoba mengingat-ingat lagi apa yang telah berlalu. Dan disadarinya telah banyak yang datang dan pergi. Sebagian terekam dengan jelas dan sebagian lagi entah tersimpan di mana.

Dia dengan duapuluhtujuh-nya kini berharap agar penjelmaannya nanti membawa sebuah kebaikan.

Selamat datang duapuluhdelapan!